Ulama Mesir Membolehkan Pembacaan Al-Qur'an Langgam Jawa ???
INFO MESIR : Beredar berita bahwa sejumlah Masyaikh Al-Azhar di Cairo
Mesir membolehkan Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa, sebagaimana
disebar-luaskan sebuah Blog dengan Link :
http://bloggermesir.org/…/ulama-al-azhar-mesir-bacaan-alqu…/
Disebutkan bahwa seorang Mahasiswa Pascasarjana Indonesia yang sedang
menempuh program S2 di Universitas Al-Azhar menunjukkan video rekaman
Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa kepada sejumlah Masyaikh
Al-Azhar, antara lain :
1. Syaikh Jamal Faruq Al-Daqqaq (Dekan Fakultas Da’wah Universitas Al-Azhar dan anggota ulama pakar Al-Azhar)
2. Syaikh Ahmad Hajin (Pengajar ilmu Hadis di Al-Azhar)
3. Syaikh Toha Hubaisyi (Anggota pentashih Al-Quran Mesir dan pengajar
senior ilmu Tasawuf dan hafal kitab Ihya Ulumuddin milik Imam
Al-Ghazali)
Kemudian disimpulkan bahwa ketiga Masyaikh Al-Azhar tersebut membolehkannya dengan alasan
karena orang Non Arab memiliki langgam sendiri dan cara mengejanya tidak
sepenuhnya sama seperti lisan orang Arab, yang terpenting adalah
tajwidnya dan pemahaman terhadap maknanya, karena irama mengikuti
artikulasi teks yang dibacanya.
TANGGAPAN IMAM BESAR FPI
Sehubungan dengan berita di atas, Imam Besar Front Pembela Islam di
Indonesia, yang juga menjabat sebagai Grand Mufti Kesultanan Sulu di
Selatan Philipina dan Utara Sabah Malaysia, dengan gelar Dato' Paduka
Maulana Syar'i Sulu (DPMSS), sekaligus Kandidat Doktor Filsafat dan
Syariat di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Al-Habib Muhammad
Rizieq bin Husein Syihab Lc, MA, menanggapi sebagai berikut :
Kebenaran berita tersebut harus dikonfirmasikan kepada ketiga Masyaikh
Al-Azhar tersebut. Dan harus diinformasikan juga kepada para Masyaikh
Al-Azhar sebagai berikut :
1. Bahwasanya pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa tersebut bukan
karena orang Indonesia tidak fasih mengucapkan Lisan Arab. Bahkan,
Alhamdulillaah, masyarakat Indonesia sejak lama sudah sangat fasih
mengucapkan Lisan Arab.
2. Bahwasanya pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa tersebut bukan
juga karena ketidak-mampuan orang Indonesia membaca dengan Langgam
Qiraa-aat Al-Qur'an yang Mu'tabar. Bahkan, Alhamdulillaah, Para Qori
Indonesia sudah sering menjadi Juara Internasional dalam berbagai
Musabaqoh Tilawatil Qur'an tingkat Dunia.
3. Bahwasanya pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa tersebut merupakan
bagian dari Gerakan Liberal untuk meng-Indonesia-kan Islam, bukan
meng-Islam-kan Indonesia, karena menurut mereka bahwa Islam hanya
"pendatang" yang "numpang" di Indonesia, sehingga harus diwarnai dengan
Budaya Asli Indonesia.
4. Bahwasanya pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa tersebut merupakan
bagian dari Gerakan Liberal untuk menolak apa yang mereka sebut
"Arabisasi Islam".
5. Bahwasanya Gerakan Liberal di Indonesia memiliki program "Anti Arabisasi" antara lain :
a. Menolak ucapan "Assalaamu 'alaikum" karena Budaya dan Bahasa Arab, sehingga harus diganti dengan Budaya dan Bahasa Indonesia.
b. Menolak 'Imamah, Gamis dan Sorban karena Budaya Arab, sehingga wajib
diganti dengan Budaya Indonesia seperti Batik dan Blangkon. Namun
lucunya mereka merasa bangga jika menggunakan Jas dan Dasi Barat walau
bukan Budaya Indonesia.
c. Menolak Jenggot karena Budaya Arab, sehingga tidak usah pelihara
jenggot. Tapi lucunya mereka sangat respect dengan mode rambut "punk" di
kawula muda sebagai bentuk ekspresi kebebasan, walau pun bukan Budaya
Indonesia.
d. Menolak "Jilbab" karena Budaya Wanita Arab, sehingga wajib diganti
dengan Budaya Wanita Indonesia seperti Kebaya atau Kekemben dengan
selembar kain. Namun mereka teramat suka dengan Busana Barat yang umbar
Aurat, walau bukan Budaya Indonesia.
e. Menolak pengkafanan mayyit dengan Kain Putih karena beraroma Tradisi
Arab, sehingga perlu diganti dengan Kain Batik agar kental aroma
Indonesia. Bahkan mereka mulai tertarik dengan pakaian Jas dan Dasi
Barat buat mayyit sebagaimana pengurusan Jenazah Non Islam, dengan dalih
jauh lebih keren dan rapih ketimbang "pocong", walau bukan Budaya
Indonesia.
f. Menolak istilah-istilah yang diambil dari Bahasa Arab, hingga sebutan
Abi dan Ummi pun mereka kritisi, sehingga harus diganti dengan
istilah-istilah Indonesia, tapi lucunya mereka alergi dengan istilah
Arab namun sangat suka dan amat fasih menggunakan istilah-istilah Barat.
g. Menolak penamaan anak dengan nama-nama Islam yang diambil dari
Bahasa Arab, sehingga anak Indonesia harus diberi nama Indonesia. Tapi
lucunya mereka senang dan bangga dengan penamaan anak Indonesia dengan
nama-nama Barat dengan dalih lebih modern, walau pun bukan nama
Indonesia.
h. Menolak Tilawah Al-Qur'an dengan Langgam Qiraa-aat Sab'ah yang
Mu'tabar karena merupakan Langgam Arab, bahkan sebagian variasi bacaan
dalam Qiraa-aat Al-Qur'an difitnah sebagai Langgam Tari Perut Arab,
sehingga harus diganti dengan Langgam Jawa yang biasa digunakan oleh
Para Dalang dalam Cerita Pewayangan, bahkan ke depan perlu LEBIH
DIRAGAMKAN dengan aneka Langgam Nusantara lainnya agar lebih Indonesia,
seperti : Langgam Sunda yang digunakan dalam ritual Sunda Wiwitan, lalu
Langgam Para Sinden dalam acara Jaipongan, lalu Langgam Betawi yang
digunakan dalam Gambang Kromong, lalu Langgam Bali dalam Tari Kecaknya,
dan seterusnya.
ISLAM NUSANTARA
Intinya, tolak semua Budaya Islam yang beraroma Arab, karena dalam
pandangan mereka semua itu adalah "Arabisasi Islam", sehingga perlu ada
Gerakan "Indonesia-isasi Islam" di Nusantara. Inilah yang mereka sebut
ISLAM NUSANTARA.
Gerakan Islam Nusantara telah menumbuh-suburkan sikap RASIS dan FASIS
terhadap Bangsa dan Budaya Arab. Jika mereka bisa mendapatkan jalan
untuk menolak KEARABAN bahasa Al-Qur'an atau KEARABAN bangsa Nabi
Muhammad SAW dan Keluarga serta para Shahabatnya, niscaya akan mereka
lakukan, saking bencinya dengan Arab.
Pertanyaannya : "Jika para Masyaikh Al-Azhar mengetahui informasi ini
secara lengkap dan memahami gerakan Liberalisasi Islam di Indonesia
secara komprehensif, maka apakah mungkin mereka membolehkan pembacaan
Al-Qur'an dengan Langgam Jawa ???!!!"
Karenanya, para Mahasiswa Aswaja Indonesia di Al-Azhar harus sigap dan
cekatan serta segera bergerak cepat menginformasikan kepada para
Masyaikh Al-Azhar dengan informasi lengkap dan komprehensif agar mereka
tidak terjebak dengan kelicikan Liberal dan tidak dijadikan kuda
tunggangan Liberal.
Ayo ... bergerak, infokan ke seluruh Dunia Islam tentang Kelicikan
Gerakan Liberal di Indonesia yang sering "Manipulasi Hujjah" dan
"Korupsi Dalil" serta "Rekayasa Fatwa" untuk kepentingan "Syahwat
Syaithooniyyah" mereka.
Ayo ... Tolak Propaganda Islam Nusantara yang ingin menolak Budaya Islam dengan dalih Budaya Arab.
Wallaahul Musta'aan ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar