Peneliti dari Amerika ini Sebut Pemberitaan Media Indonesia soal FPI Selalu Negatif

Jakarta (SI Online) - Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menggelar diskusi publik berkaitan dengan laskar ormas-ormas Islam di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Kamis (25/06/2015).
Diskusi menghadirkan tiga pembicara, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) KH A Shobri Lubis, Komandan Banser GP Anshor H Alfa Isnaeni dan seorang peneliti dari Universitas North Florida, Amerika Serikat, Ronald Lukens-Bull.
Pemaparan menarik dan unik disampaikan Ronald. Dengan bahasa Indonesia yang fasih, bahkan sesekali melontarkan bahasa Jawa, bule itu menjelaskan tentang kiprah Barisan Anshor Serba Guna (Banser) sejak cikal bakal gerakan itu dididirkan hingga sekarang.
Maklum saja, Ronald begitu menguasai persoalan Banser. Walaupun pemaparan dalam makalah dan presentasinya terkait aktivitas Banser pada era '65-67 cukup kontroversial dan diprotes oleh Komandan Banser, Alfa Isnaeni. Yakni ketika Ronald menyinggung peran Banser dalam upaya pembersihan para pengikut PKI pada saat itu. Dia tahu banyak tentang Banser karena ia telah melakukan penelitian selama 15 minggu : melakukan wawancara dengan pengurus pusat Banser, turun ke DIY, Wonosobo, Mojokerto, Surabaya dan melakukan penelitian arsip di Jakarta dan Surabaya.
Nah, ketika menyinggung tentang FPI, terus terang Ronald menyampaikan permintaan maafnya. "Saya minta maaf, karena belum melakukan penelitian sama sekali," katanya.
Kepada Ketua Umum FPI, KH A Shabri Lubis, dalam pertemuan itu Ronald baru mengutarakan keinginannya untuk meneliti tentang FPI.
Ronald mengaku hanya mengetahui FPI dari media-media Indonesia saja yang dia akui kebanyakan bernada negatif. "Pers Indonesia hanya melaporkan hal-hal yang kurang baik," ungkapnya.
Pers Amerika, kata Ronald, belum terlalu banyak menyorot tentang FPI sebab sekarang mereka lebih dominan memberitakan seputar ISIS dan Al Qaeda.
Sorotan Ronald terhadap FPI yang dia baca dari media massa di Indonesia terutama terkait kedatangan Irsyad Manji, Lady Gaga dan soal Ahok.
Meski belum tahu banyak tentang FPI, Ronald bercerita pengalamannya berdialog dengan masyarakat Indonesia terkait FPI. "Menurut mereka FPI memang keterlaluan, tetapi kalau tidak ada FPI siapa lagi yang akan memberantas pelacuran, polisi tidak mampu," ceritanya.
red: shodiq ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar