Menteri Agama RI Minta Maaf
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan permohonan maaf
terkait kontroversi yang timbul di masyarakat terkait qiroah Al-Qur'an
menggunakan langgam Jawa.
Permohonaan maaf tersebut disampaikan Lukman saat menerima Delegasi
sejumlah Ulama dan Tokoh perwakilan Ormas Islam di kantor Kementerian
Agama Jakarta, Kamis (28/5).
PERWAKILAN ORMAS
Nampak hadir dalam pertemuan tersebut, KH. Syeikh Misbahul Anam Attijani
(Ketua Dewan Syuro DPP FPI), KH. Ahmad Shobri Lubis (Ketua Umum DPP
FPI), Ust. Slamet Ma’arif (Ketua Bidang Hisbah DPP FPI), KH. Ir.
Muhammad Al-Khaththath (Sekjen FUI), Ust. Abu Jibril (Majelis
Mujahidin), DR. Ahmad Annuri (DDII), dan Ust. Budi Darmawan (HTI), serta
beberapa utusan Ormas lainnya.
Kehadiran para Ulama dan Tokoh tersebut adalah untuk mempersoalkan
kebijakan Menag yang membolehkan bacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa
pada peringatan Isra Mi'raj di Istana negara beberapa waktu lalu.
Ketum FPI KH. Ahmad Sobri Lubis menyampaikan sambutan pembuka dari
Delegasi. Beliau dengan santun dan wibawa menjelaskan maksud kedatangan
para Ulama dan Tokoh dari berbagai Ormas Islam.
KH. Ir. Muhammad Al-Khaththath dalam forum tersebut menyatakan
ketidak-setujuannya Al-Qur'an yang dilantunkan dengan menggunakan
langgam Jawa.
“Saya sebagai orang Jawa saja merasa tidak enak mendengar Al-Quran dengan langgam Jawa, apalagi yang bukan orang Jawa,” ujarnya.
Al-Khaththath menilai, qiraat dengan langgam Jawa sudah kebablasan.
Parahnya lagi, kini sudah ada tilawah dengan seriosa. Ini lebih
berbahaya lagi.
Sementara itu, KH. Syeikh Misbahul Anam Attjijani (Ketua Majelis Syuro
DPP FPI) mendesak Menag untuk tidak meneruskan tradisi berupa qiraat
Al-Qur'an dengan langgam Jawa tersebut. Ia juga meminta Menag untuk
bertobat kepada Allah SWT.
“Jangan ulangi lagi, ini adalah pelecehan agama Islam, taubatlah kepada
Allah SWT, dan mintalah maaf kepada umat Islam atas kekeliruan ini,”
tandas Kyai Misbah.
Sementara Ust. Abu Jibril dari MMI memperingatkan Menag tentang Bahaya
Bid'ah yang sesat lagi menyesatkan sambil mengutip sejumlah ayat dan
hadits.
MENAG RI BERKELIT
Menag mengakui bahwa Baca Al-Qur'an dengan langgam Jawa bukan
otoritasnya, sehingga ke depan ia akan serahkan kepada mayoritas Ulama
untuk memutuskannya, apakah Langgam Jawa tersebut harus dihentikan atau
boleh dilanjutkan. Menag berjanji akan ikut putusan Mayoritas Ulama.
Para perwakilan Ormas protes keras, mestinya sebelum diangkat ke ruang
publik, harus diputuskan dulu oleh mayoritas Ulama, bukan sebaliknya.
Dan jangan juga Menag yang buat masalah, kini cuci tangan menyerahkan
kepada para Ulama untuk "memperdebatkannya" atas nama penyelesaian
masalah.
Soal permintaan taubat, Lukman berkelit bahwa hal itu sudah dilakukan
setiap hari dengan membaca Istighfar setiap selesai sholat.
Soal pelecehan, Lukman berkelit lagi dengan dalih bahwasanya Kementerian
Agama memperdengarkan pembacaan Al-Quran dengan langgam Jawa ke
masyarakat untuk memperkenalkan kekhasan Islam Nusantara, sama sekali
tidak memiliki niat untuk melecehkan Al-Quran atau pun memecah persatuan
umat.
Soal penampilan di TV, lagi-lagi Lukman berkelit bahwa ia berani
menampilkannya di TV karena ini hanya masalah Khilafiyah. Lukman mengaku
bahwa sebelumnya sudah konsultasi dengan sejumlah Ulama. Dan dia pun
mengakui bahwa para Ulama yang dirujuknya berselisih pendapat alias
Khilafiyah. Bahkan dia mengaku bahwa Baca Al-Qur'an dengan langgam Jawa
pernah juga diperdengarkan kepada Qori-Qori Internasional, mereka tidak
mengatakan tidak sah, tapi menyebutnya "aneh".
Para perwakilan Ormas protes keras lagi, justru karena masalah
Khilafiyah yang diperselisihkan Ulama, dan ditambah lagi merupakan
sesuatu yang tidak lazim, bahkan aneh, mestinya lebih tidak boleh
dipertontonkan secara demonstratif di Istana Negara melalui siaran TV
secara nasional ?! Dan walau pun Menag punya niat baik, tapi harus
diserta amal yang baik. Faktanya, perilaku Menag telah menyulut Fitnah
dan Perpecahan umat Islam.
BAHAYA LANGGAM JAWA
DR. Ahmad An-Nuri dari DDII berpesan, hendaknya Menteri Agama jangan
menambah-nambah lagi persoalan umat yang sudah pelik. Karena itu meminta
agar qiraat dengan langgam Jawa dihentikan.
DR.Ahmad Annuri adalah seorang Ahli Langgam Al-Qur'an, dan Desertasi
Doktornya adalah tentang Langgam Bacaan Al-Qur'an. Bahkan juga seorang
yang sangat fasih dengan Langgam Jawa yang biasa dibawakan dalam acara
pertunjukkan Pewayangan dan Pedalangan, karena beliau pernah sekolah
Pedalangan.
DR. An-Nuri dalam pertemuan tersebut mengemukakan beberapa catatan penting dan menarik, antara lain :
Pertama, sangat prihatin dan menyesalkan bahwa Bacaan Al-Qur'an dengan
langgam Jawa dilakukan di Istana Negara, sehingga mengesankan bahwa itu
halal dilakukan dimana saja.
Kedua. Tilawah langgam Jawa tersebut lebih besar mudharatnya karena
tidak mencapai tujuan dibacakannya Al-Qur'an yakni agar pendengar
mendapatkan keberkahan dan kekhusyuan.
Beliau pun menyampaikan data bahwa pembacaan tilawah langgam Jawa ini
pernah dilakukan di rumah dinas Menteri SDA, dan tatkala Al-Fatihah
dibaca, baru baca "Bismillaah" saja para pendengar langsung ketawa
semua. Bukan kekhusyuaan yang diperoleh tapi ketawa semua dan ini
"pelecehan".
Kalau kemarin di Istana terkesan khusyu itu karena acara kenegaraan,
bukan karena bacaan Al-Qur'annya. Buktinya, setelah dari Istana, hari
Rabu berikutnya Yasser Arafat baca lagi Al-Qur'an dengan langgam Jawa di
tempat lain dan memunculkan perdebatan sengit, bukan kekhusyuan.
Ketiga. Guru saya yang Dalang juga memprotes bacaan Yasser Arafat karena
merusak pakem pedalangan dan merusak Not Nada Dalang. Dan Not Dalang
tidak bisa dikombinasikan dengan Langgam Al-Qur'an, sehingga jika
iramanya ikut Tajwid maka Not Dalang rusak, sebaliknya jika ikut Not
Dalang maka Tajwid yang rusak.
Keempat, andai pun Baca Al-Qur'an dengan langgam Jawa tidak merusak
tajwid, tapi jika dibaca dalam Sholat akan merusak kekhusyuan Sholat.
DR. An-Nuri yang juga Qori tapi sekaligus pernah sekolah pedalangan,
dalam pertemuan kemarin mencontohkan bahwa bacaaan "Amiiin" makmum itu
tergantung bacaan "Waladhdhoolliiiin" dari Imam. Beliau pun membaca
Al-Fatihah dari "Ghairil Maghdhuubi 'Alaiihim Waladhdhoolliiiin" dengan
iramaa Syaikh As-Sudais yang secara spontan diikuti "Aamiiinn" oleh para
hadirin, termasuk Menag.
Lalu DR. An-Nuri membacanya dengan bacaan langgam pedalangan yang tidak
diikuti "Amien" oleh hadirin karena aneh dan kacau, Menag pun melongo.
DR. An-Nuri langsung minta maaf karena beliau terpaksa melanggamkan
dengan langgam Jawa hanya untuk menunjukkan mudharatnya, bagaimana
Makmum akan bingung membaca "Amien" nya, apalagi yang bukan Jawa.
Kelima, menanggapi Menag yang menyatakan bahwa Yasir Arafat telah
mentash-hih bacaan langgam Jawa kepada Rektor IIQ, Prof.DR. Ahsin Sakho,
maka DR. An-Nuri menerangkan bahwa beliau punya hubungan baik dan
sangat dekat dengan DR. Ahsin Sakho, bahkan buku beliau tentang Murottal
diberi kata pengantar oleh Dr. Ahsin Sakho yang Ahli Qiroo-aat Tujuh.
Namun DR. Ahsiin Sakho bukan Ahli Langgam Al-Qur'an, sehingga tidak bisa
dijadikan rujukan. Yang bisa dijadikan rujukann dalam irama/nagham
adalah Mantan Menag Prof DR. Said Agil Al-Munawwar, KH. Mu'ammar ZA dan
DR. Muhsin Salim.
MENGAKU SALAH DAN MINTA MAAF
Setelah dinasihati dan diperingatkan oleh para Ulama dan Tokoh yang
hadir dalam pertemuan dengan dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah,
akhirnya Menag mau mengakui kesalahan dan kekeliruannya.
"Ini mungkn ijtihad saya salah ketika membawa ini ke ruang publik. Ini
semata karena ketidak-tahuan saya. Sekarang kenyataan saya baru
mengerti, Tentu saya pertama meminta maaf " ujar Lukman.
Selanjutnya, Menag terus mengulang-ulang permohonan maafnya atas
sikapnya yang telah menimbulkan keresahan dan perpecahan di tengah
masyarakat. Dan berjanji untuk tidak mengulanginya.
DPP FPI di akhir pertemuan dengan Menag RI kemarin menyerahkan Bundel
dengan judul AHLUS SUNNAH vs AHLUL FITNAH yang berisi semua artikel Imam
besar FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab di Web dan Akunnya, sekaligus
dilengkapi juga dengan LAMPIRAN DALIL yang memuat kutipan-kutipan dari
berbagai kitab tentang Bacaan Al-Qur'an dengan Langgam selain Arab.
Berikut arsipnya :
Lihat >> http://pdfsr.com/pdf/langgam-dalam-alquran
Alhamdulillahi Robbil 'Aalamiin ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar