Komentar Liberal
Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa
Billaah ...
Melalui forum ini, telah
dipaparkan sejumlah Berita dan Artikel tentang Baca Al-Qur'an dengan Langgam
Jawa, antara lain :
1. Tgl 17 Mei : Racauan Liberal :
Baca Al-Qur'an Dengan Langgam Dalang >>https://goo.gl/FLlcRw
2. Tgl 18 Mei : Nasihat Terbuka
buat Presiden dan Menag RI : Taubat atau Lengser !!! >>
https://goo.gl/CjlLSE
3. Tgl 19 : Ulama Mesir
membolehkan Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa ??? >>
https://goo.gl/GCLjTV
4. Tgl 20 Mei : Islam Nusantara.
>>https://goo.gl/6MDBcw
5. Tgl 21 Mei : Antara Tidak Bisa
dan Istihzaa. >> https://goo.gl/CWtVXt
6. Tgl 22 Mei : Khilafiyah,
Inhiraaf dan Fitnah. >> https://goo.gl/SNBqmb
Nah, kali ini akan dimuat aneka
komentar dari sejumlah TOKOH NASIONAL dengan "Aroma Liberal" atau
komentar yang "Memberi Angin" kepada Liberal untuk semakin leluasa
melakukan "Propaganda".
Tentu dilengkapi dengan
"Komentar Singkat" Imam Besar FPI, Hb.Muhammad Rizieq Syihab, sebagai
tanggapan untuk tiap "Komentar Liberal" tersebut, agar supaya umat
Islam tidak terperangkap dengan jebakan Propaganda Liberal :
1. MENTERI AGAMA RI : LUKMAN H
SAIFUDDIN.
“Kenapa langgam Jawa yang
ditampilkan? Karena saya belum menemukan langgam daerah lain yang tajwidnya
baik. Bila ada, tolong kirim rekamannya.”
(Sumber: Akun Twitter
@lukmansaifuddin, 17 Mei 2015)
Habib Rizieq : "Ini bukti
bahwa Menag RI merasa benar dengan ide "Langgam Jawa"-nya, apalagi
setelah dibela sejumlah "Tokoh Nasional", dia tidak menyesal bahkan
bangga dan minta dikirimi pula rekaman "Langgam Daerah" lainnya.
Ironis, Menteri Agama yang
berasal dari "Partai Islam" bukan menyatukan umat Islam, bahkan
menciptakan FITNAH yang memecah belah umat Islam.
Innaa Lillaahi wa Innaa ilaihi
Rooji'uun ... "
2. MANTAN MENAG RI : QURAISY
SHIHAB.
"KONON beliau bersabda:
Bacalah al-Quran dengan langgam Arab dan suara (cara pengucapan) mereka; jangan
sekali-kali membacanya dengan langgam orang-orang fasiq dan dukun-dukun. Nanti
akan datang orang-orang yang membacanya dengan mengulang-ulangnya seperti
pengulangan para penyanyi dan para pendeta atau seperti tangisan orang yang
dibayar untuk menangisi seorang yang meninggal dunia."
Hadits tersebut kalau pun dinilai
shahih, maka itu bukan berarti bahwa langgam selain langgam Arab beliau larang.
Bukankah beliau menganjurkan untuk membaca dengan baik dan indah, apalagi
sementara pakar hadits menilai riwayat yang diriwayatkan oleh an-Nasaiy
al-Baihaqy dan at-Thabarani di atas lemah karena dalam rangkaian perawinya
terdapat Baqiyah bin al-Walid yang dikenal lemah dalam riwayat-riwayatnya.
Demikian, wa Allah A'lam."
http://m.merdeka.com/…/ini-kata-quraish-shihab-tentang-baca…
Habib Rizieq : "Quraisy
Shihab MEMBENARKAN Baca Al-Qur'an dengan langgam selain Arab sambil MENDHOIFKAN
Hadits Larangan membaca Al-Qur'an dengan Langgam selain Arab.
Namun beliau lupa atau pura-pura
lupa, bahwa Allah SWT yang memerintahkan baca Al-Qur'an dengan TARTIL, dan
Tartil itu adalah memberi HAK BACAAN dengan benar, baik terkait bunyi huruf dan
makhrojnya, serta Qiraa-atnya yang Mu'tabaroh, mau pun cara bacanya dengan
Langgam yang semestinya.
Jangankan dengan Langgam Jawa
atau daerah lainnya, dengan Langgam Arab saja, jika TIDAK LAZIM dan TIDAK
MU'TABAR tetap tidak boleh, seperti dengan Irama Gambus atau Qoshidah, apalagi
Irama Tari Perut, karena bisa menimbulkan FITNAH, bahkan bisa membuka PINTU
PELECEHAN terhadap Al-Qur'an.
Selain itu, Rasulullullah SAW
dalam sejumlah HADITS SHAHIH bukan Hadits Dho'if, memerintahkan baca Al-Qur'an
dengan cara yang MENYATUKAN bukan dengan cara yang MEMECAH BELAH dan beliau SAW
juga melarang membaca Al-Qur'an dengan cara yang berlebihan alias LEBAY.
Silakan buka Shahih Al-Bukhari
hadits ke-4.773, 4.774, 6.930 dan 6.931, lalu Sunan An-Nasa-i hadits ke-8.097,
8.098 dan 8.099, begitu juga Musnad Ahmad hadits ke-15.909, 15.911, 15.734,
15.740 dan 19.597.
Inilah satu lagi sikap
KONTROVERSIAL Quraisy Shihab, setelah sebelumnya : Tidak mewajibkan Jilbab,
Membolehkan ucapan Selamat Natal, Membolehkan kepemimpinan Kafir atas umat
Islam dalam kasus Ahok, dan belakangan menyatakan Rasulullah SAW belum dapat
jaminan masuk Surga. Kini, ikut-ikutan membolehkan Baca Al-Qur'an dengan
Langgam Jawa.
Astaghfirullaahal 'Azhiim."
3. KETUA UMUM PBNU : SAID AGIL
SIRADJ
"Boleh, asalkan tidak
mengurangi tajwid dan makhrajul hurufnya,"
Dinyatakan di sela acara Halaqah
Ulama di Hotel Acacia Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Sumber:http://www.merdeka.com/…/ketum-pbnu-tilawah-langgam-jawa-bo…
Habib Rizieq : "Tokoh yang
satu ini memang SANGAT KONTROVERSIAL. Saat Umat Islam menolak Ahmadiyah, Konser
Lady Gaga, Seminar Lesbi Irshad Manji, justru ia membelanya.
Inilah Tokoh NU yang menolak
Perda Syariah, membolehkan dan mengamalkan ucapan Selamat Natal, menyebut
Gubernur Kalbar yang Katholik dengan sebutan USTADZ, dan menyatakan ada NU
Cabang Katholik.
Dan inilah orangnya yang sangat
bernafsu untuk membubarkan FPI, dan menyatakan bahwa yang harus dibela adalah
Tanah Air bukan Islam.
Dan ini pula orangnya yang dalam
aneka kesempatan sering menyatakan bahwasanya Muhammad SAW dilahirkan di Arab,
karena Arab adalah bangsa yang paling bejat dan paling rusak serta paling
biadab.
Pendapat "ngawur" yang
bersumber dari Orientalis ini sudah kami jawab dalam buku kami yang berjudul
"Hancurkan Liberalisme dan Tegakkan Syariat Islam" artikel ke-4
dengan judul "Liberal, Gerombolan Rasis dan Fasis" hal 29 s/d 42.
Bisa juga dilihat di link :
https://goo.gl/uJ2AUm
Karenanya, tidak heran lagi jika
tokoh ini membela Baca Al-Qur'an dengan Langgam Jawa. Sikap Liberal tokoh ini
sangat kental, tidak bisa disembunyikan.
NU harus dibersihkan dari segala
pengaruh Liberal, karena NU yang didirikan oleh Almarhuum wal Maghfuur lahu
Hadhrotus Syeikh Hasyim Asy'ari rohimahullaahu wa ardhoohu, adalah Rumah Besar
Ahlus Sunnah wal Jama'ah Indonesia yang bermadzhab aqidah Asy'ari dan
bermadzhab Fiqih Syafi'i. NU sama sekali tidak terlibat dengan
pendapat-pendapat sesat kaum Liberal yang mengatas-namakan NU.
Semoga Allah SWT menjaga dan melindungi
NU dan warganya dari makar Liberal. Aamiiin ... !"
4. RAIS SYURIAH PBNU : MASDAR F
MAS'UDI
"Dan langgam itu berbeda
antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya. Kalau iya begitu, setiap
komunitas boleh membaca Alquran dengan langgam yang lazim di kalangan mereka.
Bisa langgam Jawa, Sunda, atau langgam lainnya,"
Dilansir dari www.nu.or.id,
Selasa (19/5/2015).
Sumber:http://nasional.sindonews.com/…/pbnu-tanggapi-polemik-baca-…
Habib Rizieq : "Ini tokoh
yang LEBIH KONTROVERSIAL lagi. Inilah penyusup Liberal dalam tubuh NU. Dan
inilah orangnya yang pernah mengusulkan agar Jama'ah Haji Indonesia
menunaikan Ibadah Haji di bulan SYAWWAL, agar terhindar dari kecelakaan akibat
berdesak-desakan dengan jutaan Jama'ah Haji dari berbagai negeri. Nah, kalau pelaksanaan
RUKUN ISLAM saja dia berani ubah, apalagi Bacaan Al-Qur'an ... !!! Na'uudzu
Billaahi Min Dzaalik.
Ironis, NU yang ASWAJA dipimpin
oleh orang yang tidak Aswaja. Semoga Allah SWT menyelamatkan NU dari para
penyusup Liberal yang ingin merusaknya. Aamiiin.
5. TOKOH NU DAN WAKIL KETUA UMUM
MUI PUSAT : MA'RUF AMIN
"MUI tidak ada sikap. Soal
lagu apa saja yang penting tajwidnya, makharijul hurufnya (benar). Tidak boleh
ada huruf yang berubah yang bisa mengubah makna. Sepanjang itu benar semua, ya
silahkan saja, boleh,"
Dinyatakan dalam talk show
"Peran Fatwa Ulama dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Beragama," di
Gedung MUI Pusat, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/05).
Sumber:
http://www.suara-islam.com/…/Soal-Tilawah-Langgam-Jawa-MUI-…
Habib Rizieq : "Biasanya
Ma'ruf Amin sangat hati-hati dalam berpendapat, tapi kali ini beliau kurang
hati-hati, sehingga tidak lagi memperhatikan BATASAN KHILAFIYAH yang bisa
menimbulkan FITNAH, bahkan "sembrono" karena mengabaikan unsur ISTIHZAA
Gerombolan Liberal Indonesia yang sedang mempropagandakan ISLAM NUSANTARA.
Padahal, Ma'ruf Amin itu sangat
ANTI LIBERAL Mungkin karena beliau terlalu tergesa-gesa dalam menjawab.
Wallaahu A'lam."
6. TOKOH NU & KETUA MUI PUSAT
: SLAMET EFENDI YUSUF
“Semua yang berkaitan dengan
jenis huruf yang dipakai, lagu yang digunakan atau jenis-jenis bacaan, itu
semua adalah kreasi dari para ulama-ulama dahulu. Dan itu berarti merupakan
bidah kebudayaan,”
“Karena itu para ulama atau pun
para Wali zaman dulu, mereka mengubah lagu puji-pujian dengan bahasa lokal
dikolaborasikan dengan bacaan Arabi yang berbau Timur tengah. Makanya jangan
dulu ngomong ini bidah dolalah. Malahan, menurut saya ini bidah sosial yang
harus dianjur-anjurkan,” .
Dinyatakan kepada ROL, Ahad
(17/5).
Sumber:http://www.republika.co.id/…/nohvwy-kiai-slamet-bacaan-alqu…
Habib Rizieq : "Orang ini
sedang MERACAU. Memang, Wali Songo menyebar-luaskan Islam di Indonesia melalui
seni dan budaya, mereka melanggamkan Syair-Syair Islam, serta aneka Qoshidah
dan Sholawat, dengan Langgam Jawa, tapi tidak pernah sekali pun mereka membaca
Al-Qur'an dengan Langgam Dalang.
Pembacaan Al-Qur'an dengan
Langgam Jawa untuk ISTIHZAA memang BID'AH DHOLAALAH yang sesat dan
menyesatkan."
7. INTELEKTUAL NU : AHMAD SAHAL
"Dalam Alquran kita bisa
temukan sejumlah kata yang asalnya non-Arab, kek sijjil, misykah, qistas dll.
Kata-kata non-Arab tersebut diserap dan jadi bagian dari bahasa Arab
(tasyarrub). Itu bukti bahwa Alquran tak alergi dengan yang non-Arab. Kalau kata-kata
yang asalnya dari non-Arab saja ada di Alquran, apa dasarnya anggapan
@syarifbaraja langgam bacaan non-Arab tak hormati Alquran?"
http://m.merdeka.com/…/intelektual-nu-tak-ada-dalil-baca-al…
Habib Rizieq : "IMAM SYAFI'I
RA menolak keras adanya Lafazh Non Arab dalam Al-Qur'an, karena dengan tegas
Allah SWT menyatakan bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam BAHASA ARAB, sebagaimana
Firman-Nya SWT dalam QS.12.Yusuf : 2, QS.20.Thoha : 113, QS.39. Az-Zumar : 28,
QS.41.Fushshilat : 3, QS.42.Asy-Syura : 7 dan QS.43.Az-Zukhruf : 3.
Ada pun kata-kata yang
disebut-sebut sebagai Lafazh Non Arab, seperti Abaariq (Persia), Asfaar
(Suryani), Aroo-ik (Habasyi), dan lain-lain, semuanya berasal dari Bahasa Arab,
namun karena Bangsa Arab jarang menggunakannya, lalu diserap oleh Bangsa lain,
sehingga dikira sebagai Bahasa Bangsa lain.
Nah, kata-kata Arab yang hampir
punah di tengah masyarakat Arab tersebut dikembalikan oleh Allah SWT kepada
Bangsa Arab melalui Al-Qur'an. Inilah pendapat TERKUAT dan paling mu'tabar di
kalangan ASWAJA.
ANDAI PUN kata-kata tersebut
berasal dari Bahasa Non Arab, maka para Ulama sepakat bahwasanya ketika sudah
jadi Bahasa Al-Qur'an, maka berarti Allah SWT sudah menjadikannya sebagai
Bahasa Arab, karena Al-Qur'an ditutunkan dalam Bahasa Arab.
Dan itu pun bukan hujjah untuk
pembolehan Langgam Non Arab untuk membaca Al-Qur'an, tidak ada KORELASINYA,
alias TIDAK NYAMBUNG."
8. DOSEN UI & PENGURUS
PARAMADINA : ADE ARMANDO
“Allah kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang
kalau ayat ayat-Nya dibaca jg dengan gaya Minang,
Ambon , Cina, Hiphop…”
“Bagaimana kalau azan
dikumandangkan dengan gitar rock elektrik? Dahsyat, bro!”
Sumber: Akun Twitter @adearmando1
Habib Rizieq : "Ini tidak
perlu ditanggapi, karena pendapatnya tidak ilmiah, bahkan cenderung gila."
9. WARTAWAN LIBERAL : GUNTUR ROMLI
“Jadi kalau Wasekjen MUI bilang
langgam Jawa itu “memalukan” ada 3 kemungkinan: 1. Belum terbiasa 2. Ilmunya
cetek 3. Wahabi “
Sumber: Akun Twitter @GunRomli
Habib Rizieq : "Kalau yang
ini ada "Keterbelakangan Intelektual" alias Idiot, sehingga tidak
perlu ditanggapi, hanya buang waktu."
10. PENDIRI JIL : ULIL ABSHAR
ABDALLA
"Nanti malam, peringatan
Isra’ Mi’raj di Istana. Konon, akan dibacakaan murattal Qur’an dengan langgam
Jawa. Senang sekali”
(Sumber: Akun Twitter @Ulil pada
15 Mei 2015)
Habib Rizieq : "Ini bukti
otentik bahwasanya sebelum Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Jawa
dikumandangkan di Istana Negara, kalangan Liberal sudah mengetahuinya dan
menyambutnya dengan senang, karena itulah yang mereka perjuangkan selama ini,
sehingga mereka anggap itu sebagai kemenangan."
Demikianlah Komentar Liberal
terkait Baca Al-Qur'an dengan Langgam Jawa. Sengaja semua komentar tersebut
dimuat untuk diwaspadai umat Islam.
Wallaahul Musta'aan ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar