Reporter : Mustiana Lestari | Sabtu, 20 Juni 2015 04:31
Berita Terkait
Merdeka.com - Nama Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah amat harum di Cirebon, Jawa Barat. Bagi masyarakat Cirebon, Sunan Gunung Jati amat berjasa dalam penyebaran Islam dan membawa masyarakat ke dalam kehidupan yang lebih baik.
Tak heran jika saban hari, makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung Cirebon tak pernah sepi. Ratusan orang tiap harinya berziarah di makam yang kental dengan ornamen China.
Cerita lengkap mengenai Sunan Gunung Jati turun temurun dikisahkan oleh Jeneng Makam Sunan Gunung Jati alias keturunan panglima dan juru kunci Sunan Gunung Jati.
Cerita berawal saat Nyai Rara Santang yang merupakan anak kandung Prabu Siliwangi, hijrah bersama kakaknya, Pangeran Walangsungsang, ke Cirebon.
"Ketemu Syeikh Abdul Kahfi yang ditemuinya dalam mimpi. Mereka mohon izin jadi santri lalu masuk Islam,"cerita Jeneng HM Imron kepada merdeka.com, Cirebon, Rabu (13/5).
Setelah sudah cukup ilmu, keduanya lantas beribadah haji. Tak diduga Raja Mesir Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar jatuh hati kepada Nyai Rara Santang, yang tak lain ibu kandung Sunan Gunung Jati.
Setelah melahirkan Sunan Gunung Jati dan adiknya. Sunan Gunung Jati memutuskan kembali ke tanah Jawa untuk berdakwah.
"Dia tadinya ingin diangkat jadi sultan Mesir tapi katanya pengennya dakwah saja untuk Nusantara. Adiknya yang jadi sultan mesir,"
Akhirnya Sunan Gunung Jati kembali ke Indonesia. Dia juga kembali bertemu dengan pamannya Pangeran Walangsungsang.
"Mereka bikin padepokan, rumah untuk sentral ajaran agama Islam yang sekarang jadi kuburan," tambah dia.
Mulai dari sini lah syarif Hidayatullah mulai membuka kota Cirebon dan pemerintahan Keraton Kesultanan Cirebon serta mendapat nama Sunan Gunung Jati, nama tempat di daerah Cirebon
Tak heran jika saban hari, makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung Cirebon tak pernah sepi. Ratusan orang tiap harinya berziarah di makam yang kental dengan ornamen China.
Cerita lengkap mengenai Sunan Gunung Jati turun temurun dikisahkan oleh Jeneng Makam Sunan Gunung Jati alias keturunan panglima dan juru kunci Sunan Gunung Jati.
Cerita berawal saat Nyai Rara Santang yang merupakan anak kandung Prabu Siliwangi, hijrah bersama kakaknya, Pangeran Walangsungsang, ke Cirebon.
"Ketemu Syeikh Abdul Kahfi yang ditemuinya dalam mimpi. Mereka mohon izin jadi santri lalu masuk Islam,"cerita Jeneng HM Imron kepada merdeka.com, Cirebon, Rabu (13/5).
Setelah sudah cukup ilmu, keduanya lantas beribadah haji. Tak diduga Raja Mesir Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar jatuh hati kepada Nyai Rara Santang, yang tak lain ibu kandung Sunan Gunung Jati.
Setelah melahirkan Sunan Gunung Jati dan adiknya. Sunan Gunung Jati memutuskan kembali ke tanah Jawa untuk berdakwah.
"Dia tadinya ingin diangkat jadi sultan Mesir tapi katanya pengennya dakwah saja untuk Nusantara. Adiknya yang jadi sultan mesir,"
Akhirnya Sunan Gunung Jati kembali ke Indonesia. Dia juga kembali bertemu dengan pamannya Pangeran Walangsungsang.
"Mereka bikin padepokan, rumah untuk sentral ajaran agama Islam yang sekarang jadi kuburan," tambah dia.
Mulai dari sini lah syarif Hidayatullah mulai membuka kota Cirebon dan pemerintahan Keraton Kesultanan Cirebon serta mendapat nama Sunan Gunung Jati, nama tempat di daerah Cirebon
Baca juga:
Cerita Sunan Drajat dan mahluk halus Blambangan
Karomah Sunan Gresik, doa mujarab penyembuh penyakit
Filosofi Catur Piwulang Sunan Drajat ubah perilaku masyarakat Jawa
Banyu Gentong, tempat wudu Sunan Muria diyakini sembuhkan penyakit
Di depan makam Sunan Muria, banyak peziarah berdoa agar lancar puasa
Cerita Sunan Drajat dan mahluk halus Blambangan
Karomah Sunan Gresik, doa mujarab penyembuh penyakit
Filosofi Catur Piwulang Sunan Drajat ubah perilaku masyarakat Jawa
Banyu Gentong, tempat wudu Sunan Muria diyakini sembuhkan penyakit
Di depan makam Sunan Muria, banyak peziarah berdoa agar lancar puasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar